BERSYUKUR SETIAP SAAT
Namaku :
Elsa Ade Siti Fatimah
No
Peserta ku : 13101482
Dari begitu bangun pagi di kamar lantai atas sampai turun
ke lantai bawah, sudah berapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur?
Mungkin sudah lima kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya
berterima kasih dan bersyukur di dalam hati? Berapa kali saya ucapkan dengan
lantang bersuara dengan orang lain? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali, bisa jadi
lebih, karena tidak saya hitung.
Tidak
praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali
dan satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima
kasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu.
Dengan mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam
melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hitam kelam dan ada
hitam setitik di dalam putih bersih.
Dengan selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak
keyakinan (believe) bahwa memang
benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari oleh
keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu mengucapkan terima kasih dan bersyukur
berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang hayat.
Ah, tidak praktis,mungkin
ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi bahwa ini tidak mengajarkan untuk
sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset (pola pikir) maka
segala factor eksternal yang sering menjadi atribut orang sukses akan dating
dengan sendirinya bagaikan arus sungai.
Berterima kasih dan
bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apa pun. Intinya
hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala”
yang Anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharapkan nasib akan
berubah dalam sekejap, Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang
lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan
kita ke dalam hati orang itu.